Serunya Indonesia Dulu
MERDEKA!!!
MERDEKA ATAU MATI!!
RAWE RAWE RANTAS !!!
BERSATU KITA TEGUH BERCERAI KITA RUNTUH !!!
USIR PENJAJAH HARI INI DAN SELAMANYA !!!
BERANI KARENA BENAR TAKUT KARENA SALAH!!!
Serunya Indonesia sekarang!!
LAWAN KORUPSI!!!!
yg penting saya aman
KIBARKAN PANJI PANJI KEBENARAN AGAMA!!
asal saya msh bisa korup
TEGAKKAN HUKUM SETEGAK TEGAKNYA!!!
asal gak ganggu saya
PERBANYAK AMAL DENGAN BERZAKAT!!!
makanya perlu korupsi biar bisa banyak beramal
HIDUP MATIKU UNTUK RAKYATKU!!!
maksudnya keluarga saya dan temen2 deket
MARI BERTOLERANSI!!
sama yg keren keren dan berpendidikan aja
Indonesiaku memang seru. Lebih sering berseru daripada bertanya.
Bertanyapun pake tanda seru. Jadilah Indonesia Yang Maha Seru. Yang lupa pake tanda tanya,
JAYA NEGERIKU JAYA BANGSAKU ????? (udah mulai inget)
ERICKA HANDOYO
TAMANBERMAINPANCASILA
Minggu, 29 Juli 2012
ANTARA CINTA TOLERANSI, IMAN DAN AGAMA
Sementara kita masih berdebat cara kita beribadah.
Apakah karena kita bersumpah atas Tuhan yang sama Kita sudah melihat Tuhan yang sama
Sementara kita masih bertengkar untuk menentukan cara cara hidup kita
Apakah Iman yang kita ikrarkan dibawah panji panji agama yang sama adalah iman yang sama
Sementara kita masih saling memaki saling menyakiti
Apakah ayat ayat kebaikan yang kita dengar berulang ulang bersama adalah ayat yg sama pemahamannya
sementara kita masih ingin menang dan berlomba sebagai yang paling mengerti.
Apakah Tuhan yang sama sama kita sebut Esa,Adalah Tuhan yang Esa yang membuat kita berbeda
Sementara kita sering saling mempermalukan yg lain saling mengagungkan diri sendiri.
Apakah kita jatuh cinta dengan nilai yang sama
sementara begitu banyak kemarahan yang membuat kita ingin berpisah
Apakah Cinta, Toleransi, Iman dan Agama, memang dibuat untuk saling menyakiti. Atau hanya sekedar dongeng sebelum tidur?
Mungkin semuanya hanya pertanyaan yang tak perlu dijawab. Seadainya Tuhan bisa bahasa Indonesia, tentu dia bisa menjawab ini semua.
Ericka Handoyo
Kejujuran Setan
Aku hanya seorang setan kecil
yang cemburu pada malaikat, yang iri pada kisahnya
aku Hanya seorang setan kecil
Keturunan setan yang tak boleh memilih jadi malaikat
Aku hanya setan kecil
yang disishkan oleh stigma, jujur menjadi setan apa adanya
Aku hanya setan kecil
yang gembira bermain di neraka
karena sorga menolaku masuk
Aku hanya setan kecil
yang jadi sasaran umpatan keluarga malaikat yg lalai tugasnya
Aku hanya setan kecil
Yang dijadikan sasaran kebodohan manusia..
Aku memang dipanggil setan kecil, sama seperti nenek moyangku
tapi aku tau aku berhak memanggil diriku apa saja
aku berhak menjadi apa saja,
karena aku hanyalah sebuah nama yang diberikan
nama yang diberikan lucu yang membuatku berbeda.
Ericka Yudith Handoyo
MIMPIKU
Aku ingin menulis lagu
dengan notasi damai
dari bintang yg beragam,
dari cerita yang berbeda
aku ingin melukis cinta
bukan dari konsep dan teori
tapi dari semua yang nyata
semua yang ada
jelas dan jelas di hati kita.
Mataku jelas bukan matamu
pikiranmu jelas bukan pikiranku
tapi hatimu dan hatiku sama
satu rasanya satu isinya
Aku ingin memahat udara
dengan ketajaman cinta
dan persaudaraan
untuk membuang amarah
Tidakah kau ingin seperti diriku
Tidakah kau seperti diriku
Yang selalu ingin diterima
Yang selalu ingin dicinta
Itulah yang ada itulah yang terasa
Ericka Handoyo
dengan notasi damai
dari bintang yg beragam,
dari cerita yang berbeda
aku ingin melukis cinta
bukan dari konsep dan teori
tapi dari semua yang nyata
semua yang ada
jelas dan jelas di hati kita.
Mataku jelas bukan matamu
pikiranmu jelas bukan pikiranku
tapi hatimu dan hatiku sama
satu rasanya satu isinya
Aku ingin memahat udara
dengan ketajaman cinta
dan persaudaraan
untuk membuang amarah
Tidakah kau ingin seperti diriku
Tidakah kau seperti diriku
Yang selalu ingin diterima
Yang selalu ingin dicinta
Itulah yang ada itulah yang terasa
Ericka Handoyo
BELAJAR
Kemiskinan tak diciptakan oleh alam
dia lahir dari keserakahan
Kebodohan tidak lahir dari Tuhan
tp dari ketidak sadaran
Hidup pernah ada tanpa uang
Hidup pernah ada tanpa ijasah
kekuasaan tidak diciptakan untuk mendamaikan
dia lahir dari nafsu
peperangan tidak diciptakan
tapi lahir dari hasrat berkuasa
Kekuasaan adalah kekuatan kita bersama
peperangan adalah pelajaran untuk diri sendiri
Tak perlu memahami ketika belum paham
Tak perlu mengerti jika belum mengerti
resapi rasanya, resapi maknanya
tidak dengan matematika, tidak dengan fisika
Rasakan kebenarannya, rasakan kenyataanya
hanya dengan cinta, hanya dengan kekosongan.
Ericka Handoyo
dia lahir dari keserakahan
Kebodohan tidak lahir dari Tuhan
tp dari ketidak sadaran
Hidup pernah ada tanpa uang
Hidup pernah ada tanpa ijasah
kekuasaan tidak diciptakan untuk mendamaikan
dia lahir dari nafsu
peperangan tidak diciptakan
tapi lahir dari hasrat berkuasa
Kekuasaan adalah kekuatan kita bersama
peperangan adalah pelajaran untuk diri sendiri
Tak perlu memahami ketika belum paham
Tak perlu mengerti jika belum mengerti
resapi rasanya, resapi maknanya
tidak dengan matematika, tidak dengan fisika
Rasakan kebenarannya, rasakan kenyataanya
hanya dengan cinta, hanya dengan kekosongan.
Ericka Handoyo
ADA PADA WAKTUNYA WAKTU
Ada pada waktunya waktu tanpa ukuran sukses
Ada pada waktunya waktu tanpa siapa yang harus membantu dan dibantu
Ada pada waktunya waktu tanpa kekuasaan dan kekuasaan
Ada Pada waktunya waktu hukum dengan ketiadaan hukum
Ada Pada waktunya Menang itu mengalah
Ada Pada waktunya waktu pintar itu bodoh
Ada pada waaktunya waktu yang menang mengalah
Ada pada waktunya waktu yang jahat membaik
Ada pada waktunya waktu yang lupa mengingat dan yang ingat mengingatkan
Ada waktunya waktu cinta tak meminta dan menuntut
Ada waktunya waktu semua yang ingkar maklum
Ada waktunya waktu masa lalu insaf untuk menjadi hari ini dan masa depan menjadi masa lalu
Ada waktunya waktu anak anak menjadi raja, dan kedewasaan menjadi anak anak
Ada waktunya waktu Dunia terbuka dan menutup sesuai permintaan
Ada waktunya waktu ketakutan menjadi berani membagi dan berserah hidup
Ada aktunya waktu tanpa peraturan selain rasa
Ada waktunya waktu Negara kembali pada bangsanya2nya kembali pada sukunya kembali pada keluarganya dan kembali kepada jantung hidupnya
Ada waktunya waktu dunia jadi Taman bermain dengan tawa dan kegembiraan dalam harmoni perbedaan, dalam rasa bahagia
Ada waktunya waktu Kita menjadi satu
Bermain bersama di Taman Bermain Pancasila
Ericka Handoyo
Ada pada waktunya waktu tanpa siapa yang harus membantu dan dibantu
Ada pada waktunya waktu tanpa kekuasaan dan kekuasaan
Ada Pada waktunya waktu hukum dengan ketiadaan hukum
Ada Pada waktunya Menang itu mengalah
Ada Pada waktunya waktu pintar itu bodoh
Ada pada waaktunya waktu yang menang mengalah
Ada pada waktunya waktu yang jahat membaik
Ada pada waktunya waktu yang lupa mengingat dan yang ingat mengingatkan
Ada waktunya waktu cinta tak meminta dan menuntut
Ada waktunya waktu semua yang ingkar maklum
Ada waktunya waktu masa lalu insaf untuk menjadi hari ini dan masa depan menjadi masa lalu
Ada waktunya waktu anak anak menjadi raja, dan kedewasaan menjadi anak anak
Ada waktunya waktu Dunia terbuka dan menutup sesuai permintaan
Ada waktunya waktu ketakutan menjadi berani membagi dan berserah hidup
Ada aktunya waktu tanpa peraturan selain rasa
Ada waktunya waktu Negara kembali pada bangsanya2nya kembali pada sukunya kembali pada keluarganya dan kembali kepada jantung hidupnya
Ada waktunya waktu dunia jadi Taman bermain dengan tawa dan kegembiraan dalam harmoni perbedaan, dalam rasa bahagia
Ada waktunya waktu Kita menjadi satu
Bermain bersama di Taman Bermain Pancasila
Ericka Handoyo
APAKAH KAMU BAHWA KAMU TIDAK TAU
Jika kamu membedah langit. Memberikannya nama nama, menjelaskannya dan membuat rumus rumusr yang logis kemudian mempopulerkannya. Apakah kamu kuasa kebenaran jadi milikmu?
Jika kamu berhasil menciptakan negara dengan fondasi keadilan, membuat aturannya dan meciptakan UUnya lalu membangun sistemnya. apakah negara itu menjadi milikmu dan apa Keadilan sudah tercipta?
Kalau kamu bisa membedah langit dan mencitakan keteraturan, apakah kamu seorang nabi, atau negarawan atau seorang astronot?
Lalu mengapa kamu katakan tentang langit, tentang keadilan ,dan soal kesejahteraan, sementara kamu tak pernah mengamatinya apalagi merumuskannya?
Atau mungkin memang kamu yang benar yang tak perlu tau dan tak perlu menyadari ketidak tahuan?
Jika kamu berhasil menciptakan negara dengan fondasi keadilan, membuat aturannya dan meciptakan UUnya lalu membangun sistemnya. apakah negara itu menjadi milikmu dan apa Keadilan sudah tercipta?
Kalau kamu bisa membedah langit dan mencitakan keteraturan, apakah kamu seorang nabi, atau negarawan atau seorang astronot?
Lalu mengapa kamu katakan tentang langit, tentang keadilan ,dan soal kesejahteraan, sementara kamu tak pernah mengamatinya apalagi merumuskannya?
Atau mungkin memang kamu yang benar yang tak perlu tau dan tak perlu menyadari ketidak tahuan?
Langganan:
Postingan (Atom)