Rabu, 26 Juni 2013

JAS MERAH (AGAR TAU DIRI)

Pantes aja org paris bangga dengan kebudayaannya. Bangga dan agak sombong dengan jati dirinya. Kemana mana mata  memandang selalu ada cerita tentang leluhurnya.Seorang anak kecilpun akan penasaran melihat patung berkilau emas menaiki kuda. Dia akan minta diceritakan kenapa patung itu ada disitu dan siapa dia. Seperti pertanyaan cessa waktu liat Joan d Arch yg sohor itu.

Mungkin ribuan atau jutaan anak lainya bertanya hal yg sama. Sama seperti melihat patung sudirman di jalan jendral sudirman. Yg membedakannya mungkin ada pada jawabnnya. Gak banyak yg tau ttg kehidupannya seperti rakyat Prancis ttg Joan.

Bisa dimaklumi krn pelajaran sejarah gak dijadikan pelajaran penting di negri kita. Guru hrs capek menggali sejarah yg tumpang tindih. Belum lagi alat peraga di lingkungan dilarang mengunakknnpatung sebagai alatb pengingat. Patung dibangun besoknya akan ada yg menghancurkan. Dengan alasan haram.

Setiap pergi naik pesawat masuk ke bandara Soekarno Hatta tp gak tau siapa dia. Kalau maunplesir ajojingan masuk ke jalan Gajah mada yg gak jelas siapa dan apa maknanya. Pecun2 di pinggir jalan lebih menarik drpd kisah maha patih kontroversi yg jd ilham kelahiran Indonesia.

Jas merah kata Soekarno. Jd berkesan hal yg rumit dan kuno. Karena kesadaran asal usul gak dijadikkn gaya hidup. Seperti anak anak Prancis yg membawa catatan kecil di depan patung patung sejarahnya. Yg tdk perlu guru mengawasinya apakah pelajaran sejarahnya bener atau salah. Yg rajin mencatat intepretasinya sendiri atas sejarah yg dinilainya sendiri. Untuk dirinya sendiri atau untuk masa depan dan visinya ke depan

Sejarah adalah alat ingatan. Penanda untuk setiap perjalanan. Baik itu perjalanan kolektif bangsa maupun perjalanan diri pribadi. Setiap bagian adalah nilai dan setiap nilai adalah inspirasi untuk menunjuk bintang di depan.

Jika kita sebagai bangsa secara bersama membangun hari jni dengan kesadaran untuk mengingat masa lalu secara bersama. Mengurainya dan mencatat setiap intepretasi dari anggota anggotanya. Baik yg baru belajar maupun yg sudah bisa menuliskannya ingatannya. Maka prancis tdk lagi kita liat sebagai sesuatu yg wah lagi. Karena kita sudh jd bangsa yg tau dan bersyukur atas ingatannya. Dan menuliskan masa depannya bersama secara gotong royong




Tidak ada komentar:

Posting Komentar